Skip to main content

Sah!

"Sah?" terdengar suara Bapak setengah baya itu bertanya ke beberapa orang disekitarnya sesaat setelah kamu melafalkan kalimat sakral itu dengan satu tarikan nafas. Kalimat yang beberapa hari ini kamu hafalkan "takut salah nyebut nama kamu" katamu kemarin saat kita terakhir bertemu setelah sibuk mengurusi segala keperluan ini.

Kala itu aku cuma mencubit lenganmu dengan gemas sambil berkata "emang kamu rencana mau nyebut nama lain yah sampe takut salah gitu?" Tanyaku.

"Bukan begitu Princess, nama kamu kan panjang belum lagi nama Ayah kamu. Aku cuma takut salah aja gitu loohh, Darling" balasmu lagi.

Eh iya juga ya, nama yang diberikan oleh Ayah emang lumayan panjang dan ribet belum lagi nama Beliau. Yah wajar saja kalau kamu berhati-hati, kamu kan juga orang yang perfeksionis. Dan hari ini kalimat yang sakral itu pun telah keluar dari mulutmu dengan satu tarikan nafas, tanpa harus mengulang lagi! Kereeen, kamu memang keren dan selalu bisa ku banggakan.

Serentak orang disekita kita menjawab "Sah" atas pertanyaan yang dilanturkan Bapak setengah baya tadi dan semua orang pun turut mendoakan untuk kebahagiaan kita.

Terlihat jelas rona mukamu yang bahagia dan kecemasan yang sedari tadi kamu sembunyikan terhapus sudah berubah menjadi rona merah bahagia. Aku telah sah menjadi milikmu dan aku pun telah sah memilikimu. Ingin rasanya lompat karena terlalu bahagia, rasanya baru kemarin aku mengenalmu dan hari ini kata "Sah" itu telah terucap menandakan kita telah resmi saling memiliki.

Ditengah kebahagian itu...

Buuuuuuukkk!!

"Aooooooo" rintihku pelan, aku terjatuh dari tempat tidur. Ternyata semua itu hanya mimpi, aku belum sah jadi milikmu. Aku terlalu bahagia dan sekaligus cemas menghadapi hari esok, takut semua tidak berjalan seperti rencana kita. Tapi aku yakin dengan kesungguhanmu padaku, aku akan bersabar hingga esok tiba, sehari lagi - iyah sehari lagi kita akan sah untuk benar-benar saling memiliki.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ikut lagi setelah beberapa hari ini absen, yaaahh hari ini hari terakhir FF nya. 292 kata untuk sore ini :)

Comments

  1. udah baca srius, ternyata ujungnya, GUBRAK..
    hahaha, cerita yg menyenangkan buat dinikmati :D

    ReplyDelete
  2. [...] dengan dua judul berbeda, gleeeekk! Yaah dengan semangat membara saya berhasil lohh menulis cerita ini juga ini. Meskipun semua tulisan saya sangat-sangat standar tapi tidak apalah saya bisa belajar [...]

    ReplyDelete
  3. hahahah, kan flash fiction.. sekali2 bikin yg beda :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Aku Sakit Karenamu, Gigi!

Brrrrr!! Brrr!! Suara alarm dari handphoneku berbunyi nyaring, kutatap dilayarnya tertera reminder "Selasa sore, kencan horor dengan si Ganteng!" "Haduuuh, bertemu dengan dia lagi. Seharusnya bertemu dengan dia itu ditempat yang asyik, di sebuah resto sambil makan malam diiringi dengan musik classic, wooow seems like romantic dinner with him . Lah ini bakalan  ketemu dia di ruangan serba putih dengan alat bor yang membuat ngilu tiap kali dia mengoperasikannya menjadi backsound horor tiap bertemu dia" umpatku dalam hati. "Melaaaa" panggil Bunda  "Iyah Bund"  "Kesini bentar Nak, bantuin Bunda dikit" "Iyah Bund" jawabku lesu. 5 menit kemudian di kamar Bunda. Kotak berserakan dimana-mana, rupanya Bunda sedang sibuk packing. Kami memang akan pindah rumah dua minggu depan. "Ada apa Bunda?" "Ini, tolong bantu Bunda kemas barang-barang ini ya. Barang-barang kamu udah mulai dikump...

Surat Cinta Kapten Bhirawa

"Pagi Rere, bajunya pink nih kembaran yah dengan surat cintanya" kata Lulu ketika menghampiri kubikal kecil Rere. "Surat cinta? Dari siapa? Ngaco deh kamu, Lu. Hari gini mana ada surat cinta" balasnya. "Iyah Re, tadi aku yang nerima surat itu kok, ini surat cinta berwarna pinknya" Lulu menyodorkan sebuah amplop kecil berwarna pink kepadaku kemudian berlalu. Rere mengambil surat dari tangan Lulu. Tidak ada nama pengirim yang tertera di sampul surat berwarna pink itu. Hanya ada kata: Surabaya di sisi belakangnya. terimakasih   Rere,  Kamis depan kapal kami akan merapat di Tanjung Priok, tunggu aku yah. Salam, Bhirawa Dialah Kapten Bhirawa teman lama Rere yang dikenalnya sejak SD. Teman sepermainan, tetangga kompleks yang selalu memberikan perhatian lebih ke Rere meskipun Rere tidak pernah membalasnya karena Rere hanya menganggap Bhirawa adalah Kakak laki-laki yang tak pernah dimilikinya, sosok pelindung bagi Rere yang tidak in...

Rumahku, Itu Kamu

“Fik, ini sudah brosur ketujuh loh yang aku sodorin ke kamu. Tipe yang gimana lagi sih yang kamu cari?” Suara Seto membuyarkan lamunan sahabatnya -Fika- sore itu. “Tipe kayak kamu” sambil nyengir Fika menjawab. “Yeee, ditanya serius malah jawabnya ngelantur kayak gitu. Lagi ngelamunin apa sih Fik? Jangan keseringan ngelamun deh, ntar kesambet loh. Gak takut apa?” “Nggak, selagi ada kamu ngapain takut?” “Yeee, ni anak bener-bener kesambet kali? Atau jangan-jangan kamu udah tertular virus Raja gombal kali ya? Mau jadi Ratu gombal ya Fik?” sambil mengacak rambut Fika. “Eh apa? Apa tadi? Kamu tadi bilang apa? Maaf, maaf lagi gak fokus, heheheh. Kamu bilang Ratu gombal? Huuuu enak aja, ogah ah disamain kayak gitu” “Iyaaah deh Nona Fika, maaf. Jangan sewot gitu dunk. Makanya kalau diajak ngomong tuh dengerin dong Nooon” “Heheh, iyah deh Pak Seto yang baik hati. Mana tadi, katanya bawa brosur baru. Dapat dari mana lagi kamu? Rajin benar ya. Atau jangan-jangan kamu udah jadi developer...