Skip to main content

Ada Dia di Matamu

Pagi ini tak seperti biasanya, ada sesuatu yang membuatku teringat lagi kepadamu. Iyah, kamu yang dulu pernah mengisi hariku, pernah membuatku tersenyum dan merasa nyaman berada di dekatmu.

Pagi ini tak seperti biasanya kembali lagi aku ingin tahu tentang keberadaanmu, eksistensimu dan entah apalah itu namanya yang jelas aku ingin melihatmu tanpa harus mengatakan kepadamu jika aku mencarimu dan tanpa harus berkata aku merindukanmu.

Jangan tanya kenapa aku selalu mengingatmu walau aku selalu berusaha untuk melupakanmu tapi bayanganmu masih terus seperti mengikutiku, dekat dan seperti nyata. Jangan pernah menanyakan hal itu ya karena aku sendiri tidak punya jawabannya itu semua mungkin rahasia Sang Pemilik Dunia ini.

Pagi ini bayangan pertama kali bertemu kamu kembali muncul dihadapanku, tanpa ku undang dan tanpa bisa kuusir pergi. “Ya sudah, mungkin ini yang terakhir kali” batinku. Teringat kembali saat bercanda dengan kamu disudut ruang sekolah itu. Senyummu, juga celotehanmu. Sesekali manja dan merengek padamu yang selalu kau sambut lembut, Rasanya baru kemarin masa-masa itu. Tidak, aku salah. Tiga, lima, tujuh eh sudah sepuluh tahun berlalu rupanya. Waktu benar-benar cepat berlalu ya?

Ah ya aku ingat, semalam rupanya kamu hadir dimimpiku. Bertanya padaku “apa kabar?” yang dengan santai ku jawab “baik” kemudian hening dan bayanganmu berlalu, pergi, menghilang sama dengan dirimu yang tak kunjung kembali lagi. Tak pernah sekalipun kembali menemuiku untuk menyelesaikan pembicaraan kita yang gantung waktu itu. Tahukah kamu, aku masih menunggumu tapi sepertinya sudah tidak ada kesempatan lagi buatku.


Dua bulan yang lalu aku bertemu Ibu dan juga Adik kamu, tahu gak aku tanya apa ke mereka? Bertanya tentang kamu, iyah aku sok tegar tanya tentang kamu dihadapan mereka. Mereka hanya menjawab singkat “baik”. Dan kami ngobrol sejenak, mengalihkan pembicaraan tentang kamu.

Tak seharusnya pagi ini kulewati dengan membuka page jejaring sosial kamu, tak seharusnya aku mencari tahu tentang kamu lagi. Ini karena semalam kamu hadir lagi dimimpiki. Tapi biarlah kali ini izinanku melihat pagemu lagi ya, ini kulakukan demi tahu tentang kamu, tentang kamu yang ternyata memang sudah bersama dengan yang lain. Tidak, bukan baru kali ini sebenarnya aku membuka pagemu, tiap rindu menghampiri aku selalu memandangi gambarmu yang tanpa ada dia disampingmu tentunya. Berharap dalam waktu dekat bisa bertemu kamu dan mengungkapkan rasa rindu yang dalam ini. Tapi hari ini di page kamu itu aku melihat dia dengan keluarga kamu, artinya kamu emang sudah megenalkannya pada mereka, sudah saatnya aku benar-benar pergi.

Tidak ada tempat lagi buatku, bayangan dia dimatamu itu jelas jika kamu memilih dia. Jelas sudah kenapa kamu tidak pernah kembali dan menyelesaikan obrolan gantung kita itu. Ada dia di matamu. Tidak bisa lagi ku bercermin dan bermanja di depanmu. Dan aku pun harus kuat melangkah dan berlari pergi darimu.


******

442 kata :D

Comments

Popular posts from this blog

Aku Sakit Karenamu, Gigi!

Brrrrr!! Brrr!! Suara alarm dari handphoneku berbunyi nyaring, kutatap dilayarnya tertera reminder "Selasa sore, kencan horor dengan si Ganteng!" "Haduuuh, bertemu dengan dia lagi. Seharusnya bertemu dengan dia itu ditempat yang asyik, di sebuah resto sambil makan malam diiringi dengan musik classic, wooow seems like romantic dinner with him . Lah ini bakalan  ketemu dia di ruangan serba putih dengan alat bor yang membuat ngilu tiap kali dia mengoperasikannya menjadi backsound horor tiap bertemu dia" umpatku dalam hati. "Melaaaa" panggil Bunda  "Iyah Bund"  "Kesini bentar Nak, bantuin Bunda dikit" "Iyah Bund" jawabku lesu. 5 menit kemudian di kamar Bunda. Kotak berserakan dimana-mana, rupanya Bunda sedang sibuk packing. Kami memang akan pindah rumah dua minggu depan. "Ada apa Bunda?" "Ini, tolong bantu Bunda kemas barang-barang ini ya. Barang-barang kamu udah mulai dikump...

Surat Cinta Kapten Bhirawa

"Pagi Rere, bajunya pink nih kembaran yah dengan surat cintanya" kata Lulu ketika menghampiri kubikal kecil Rere. "Surat cinta? Dari siapa? Ngaco deh kamu, Lu. Hari gini mana ada surat cinta" balasnya. "Iyah Re, tadi aku yang nerima surat itu kok, ini surat cinta berwarna pinknya" Lulu menyodorkan sebuah amplop kecil berwarna pink kepadaku kemudian berlalu. Rere mengambil surat dari tangan Lulu. Tidak ada nama pengirim yang tertera di sampul surat berwarna pink itu. Hanya ada kata: Surabaya di sisi belakangnya. terimakasih   Rere,  Kamis depan kapal kami akan merapat di Tanjung Priok, tunggu aku yah. Salam, Bhirawa Dialah Kapten Bhirawa teman lama Rere yang dikenalnya sejak SD. Teman sepermainan, tetangga kompleks yang selalu memberikan perhatian lebih ke Rere meskipun Rere tidak pernah membalasnya karena Rere hanya menganggap Bhirawa adalah Kakak laki-laki yang tak pernah dimilikinya, sosok pelindung bagi Rere yang tidak in...

Rumahku, Itu Kamu

“Fik, ini sudah brosur ketujuh loh yang aku sodorin ke kamu. Tipe yang gimana lagi sih yang kamu cari?” Suara Seto membuyarkan lamunan sahabatnya -Fika- sore itu. “Tipe kayak kamu” sambil nyengir Fika menjawab. “Yeee, ditanya serius malah jawabnya ngelantur kayak gitu. Lagi ngelamunin apa sih Fik? Jangan keseringan ngelamun deh, ntar kesambet loh. Gak takut apa?” “Nggak, selagi ada kamu ngapain takut?” “Yeee, ni anak bener-bener kesambet kali? Atau jangan-jangan kamu udah tertular virus Raja gombal kali ya? Mau jadi Ratu gombal ya Fik?” sambil mengacak rambut Fika. “Eh apa? Apa tadi? Kamu tadi bilang apa? Maaf, maaf lagi gak fokus, heheheh. Kamu bilang Ratu gombal? Huuuu enak aja, ogah ah disamain kayak gitu” “Iyaaah deh Nona Fika, maaf. Jangan sewot gitu dunk. Makanya kalau diajak ngomong tuh dengerin dong Nooon” “Heheh, iyah deh Pak Seto yang baik hati. Mana tadi, katanya bawa brosur baru. Dapat dari mana lagi kamu? Rajin benar ya. Atau jangan-jangan kamu udah jadi developer...