Skip to main content

Aku Benci Kamu Hari Ini

Aku meninggalkan Dino begitu saja tanpa harus mendengarkan penjelasan darinya, mungkin tidak untuk saat ini. Hatiku hancur, sakit, sedih bercampur aduk mengetahui dia bermain dibelakangku. Aku tidak tahu siapa wanita yang mengirimkannya sepucuk surat bersampul pink itu dan aku juga tidak tahu sejak kapan mereka melakukannya. Yang jelas sore ini aku begitu terkejut dibuatnya, sangat terkejut malah. Betapa tidak, hari ini adalah hari jadian kami - yang kedua - terpaksa harus mendapati dia bersurat-suratan degan orang lain.

Padahal jam makan siang tadi aku sudah menelfon cafe langganan kami, mereservasi tempat untuk special dateku bersama Dino malam ini. Tempat ini merupakan salah satu tempat fave kami untuk spend quality time bersama. Bicara banyak hal dari hati ke hati, bercerita tentang hari-hari yang kami lewati, bercerita tentang rencana kami dua tahun lagi dan banyak lagi hal menarik yang rasanya tidak pernah habis untuk dibahas satu persatu.

Aku sudah berada di lobby kantor Dino, dari kejauhan aku masih bisa mendengar teriakannya memanggilku. Memanggilku untuk berhenti dan mendengarkan penjelasannya, hingga seisi kantornya menoleh kepadaku dan mungkin bertanya kenapa aku terburu-buru seperti ini, tidak biasanya aku keluar dari kantor Dino sendiri karena kami akan selalu keluar bersama, Dino dengan mesra menggamit tanganku dan memanjakanku bak ratu hingga membuat teman-temannya selalu bersorak sorai memandangi kami. Ah, sungguh Dino itu sebenarnya romantis.

Aku begitu marah, aku cemburu, aku tidak suka dibohongi seperti ini. Kurasakan mukaku semakin panas dan sepertinya kelopak mataku terasa berat tapi aku menahannya, aku tidak mau menangis di hapadan mereka - di depan teman-teman kantor Dino. Kukayuh langkah semakin cepat untuk sampai di parkiran, membuka pintu mobil melemparkan tas ke jok belakang dan menutup pintu mobil dengan keras.

Air mata itu tidak bisa dibendung lagi, keluar mengalir begitu saja dan aku pun membiarkannya. Biarlah aku menangis biar sesak di dada ini hilang, aku tidak mau menyetir dengan keadaan emosi seperti ini. Setelah ku rasakan emosi sedikit mereda aku pun berniat untuk segera meninggalkan tempat ini. Ku ambil tas untuk mencari kunci mobil dan juga BB, "AKU BENCI KAMU HARI INI" satu kalimat yang semuanya ku tulis dengan huruf kapital menjadi statusku sore ini.

Berlalu meninggalkan areal parkiran kantor Dino, pergi tanpa tujuan akan kemana nantinya kukemudikan mobil biruku ini.

******

another galau 363 kata :)

Comments

  1. tapi jangan benci aku ya diah hehe :D kira2 bsok jadi gimana ya??

    ReplyDelete
  2. gak lah Mbak, tergantung besok admin #15HariMenulisBlogFF nya ngasih judul apa :p

    ReplyDelete
  3. Cieee cieee,
    tapi menurutku mbak, cerita yang mbak tulis begitu mending jadi cerpen. Kalau FF kependekannn... gatau ding. *asal ngritik*

    ReplyDelete
  4. kritik yg bagus, diterima.. tapi masih malu utk buat cerpen Na, biarlah belajar FF dulu :D
    makasiihh ya Untjeeee *kiskisss* :p

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Aku Sakit Karenamu, Gigi!

Brrrrr!! Brrr!! Suara alarm dari handphoneku berbunyi nyaring, kutatap dilayarnya tertera reminder "Selasa sore, kencan horor dengan si Ganteng!" "Haduuuh, bertemu dengan dia lagi. Seharusnya bertemu dengan dia itu ditempat yang asyik, di sebuah resto sambil makan malam diiringi dengan musik classic, wooow seems like romantic dinner with him . Lah ini bakalan  ketemu dia di ruangan serba putih dengan alat bor yang membuat ngilu tiap kali dia mengoperasikannya menjadi backsound horor tiap bertemu dia" umpatku dalam hati. "Melaaaa" panggil Bunda  "Iyah Bund"  "Kesini bentar Nak, bantuin Bunda dikit" "Iyah Bund" jawabku lesu. 5 menit kemudian di kamar Bunda. Kotak berserakan dimana-mana, rupanya Bunda sedang sibuk packing. Kami memang akan pindah rumah dua minggu depan. "Ada apa Bunda?" "Ini, tolong bantu Bunda kemas barang-barang ini ya. Barang-barang kamu udah mulai dikump...

Surat Cinta Kapten Bhirawa

"Pagi Rere, bajunya pink nih kembaran yah dengan surat cintanya" kata Lulu ketika menghampiri kubikal kecil Rere. "Surat cinta? Dari siapa? Ngaco deh kamu, Lu. Hari gini mana ada surat cinta" balasnya. "Iyah Re, tadi aku yang nerima surat itu kok, ini surat cinta berwarna pinknya" Lulu menyodorkan sebuah amplop kecil berwarna pink kepadaku kemudian berlalu. Rere mengambil surat dari tangan Lulu. Tidak ada nama pengirim yang tertera di sampul surat berwarna pink itu. Hanya ada kata: Surabaya di sisi belakangnya. terimakasih   Rere,  Kamis depan kapal kami akan merapat di Tanjung Priok, tunggu aku yah. Salam, Bhirawa Dialah Kapten Bhirawa teman lama Rere yang dikenalnya sejak SD. Teman sepermainan, tetangga kompleks yang selalu memberikan perhatian lebih ke Rere meskipun Rere tidak pernah membalasnya karena Rere hanya menganggap Bhirawa adalah Kakak laki-laki yang tak pernah dimilikinya, sosok pelindung bagi Rere yang tidak in...

Inilah Aku Tanpamu

Aku masih setia menunggumu, masih sama seperti yang dulu. Rasa ini masih sama, masih untukmu - Bintang. Malam ini aku berdiri di balkon rumah, menghabiskan malamku disini, sendiri! Meskipun dinginnya angin malam yang semakin menusuk kulit tapi aku masih tetap setia berdiri disini. Menikmati malam yang indah ini, langit yang bersih ditemani dengan bintang yang menghiasi indahnya langit. Ingatkah kamu? Kita sering melewatkan malam bersama di balkon ini. Menikmati udara malam, melihat bintang yang bertaburan di langit sana. Ingatkah kamu? Kamu pernah menjelaskan tentang rasi bintang kepadaku dan aku pun menyimaknya dengan sesekali mengangguk meskipun sebenarnya aku tidak begitu mengerti dengan penjelasanmu tentang rasi bintang itu. Aku hanya mencoba untuk mengerti seperti aku mengerti tentang dirimu, tentang kebiasaanmu, tentang kesukaanmu, tentang kamu, iyah semua hal yang ada di dirimu. Ingatkah kamu? Dibalkon ini juga untuk pertama kalinya kau mengungkapkan rasamu padaku, rasa sayang y...