Skip to main content

Langit pun Tersenyum

"Tolong jemput jam 12 di Matahora ya" sebuah pesan singkat masuk ke handphoneku pagi ini.

Senangnya hatiku, akan berjumpa dengan kamu lagi. Aku sudah lama merindukan saat bersama kamu lagi. Dan sekarang dalam waktu kurang dari 3 jam aku akan bertemu kamu lagi, tahukah kamu? Aku merindukan kamu.

Ini sebuah kejutan buatku, biasanya kamu yang manja merengek minta aku mengosongkan waktuku untuknya tapi kali ini tanpa diminta pun aku dengan senang hati melayanimu.

Aku langsung bangkit dari tempat tidur, mandi dan bersiap. Berulang kali mengganti kaos oblong -kemeja kemudian kemeja-kaos oblong lagi. Tanpa kusadari aku telah 2 jam di depan cermin, mengobok-ngobok lemari pakaian tapi semua kutepis.  "Aku ingin tampil istimewa di depanmu hari ini" gumamku.

"Duh, ada yang mau kencan nih di siang bolong?" Mama mengagetkanku. Ternyata Beliau sedari tadi memperhatikanku. 

"Ah Mama, enggak kok. Aku cuma ingin tampil beda aja kok Mah hari ini. Ingin jemput seseorang Mah" jawabku malu-malu.

"Pasti Karin kan yang akan datang itu?" Tebak Mama.

"Looh? Tau dari mana Mah?"

"Pasti tau doooong, gak ada seorang pun yang bisa membuatmu 'segila' ini. Mama senang, anak Mama kembali ceria lagi. Terimakasih Tuhan!"

*kiss* "Mama memang paling hebat sedunia. Dony pergi dulu ya Mah, entar Karin aku ajak kemari ya Mah. Oh iya, pinjam Si Putih ya Mah"

Segera kuraih kunci mobil dan meluncurlah aku ke Matahora - bandara satu-satunya di Wakatobi ini. Hari ini langit begitu cerah berbeda dari seminggu ini, sepertinya langit pun tersenyum menyambut kedatangan Karin ke Kota ini lagi.

Setengah jam kemudian aku sudah memarkir Si Putih di depan bandara. 

Tidak sulit mencari Karin diantara 25 orang penumpang yang turun dari pesawat mungil yang mengantarkan mereka menuju Wakatobi. Sosoknya yang tinggi membuatnya 'berbeda' dari penumpang lain. Aku pun bersiap untuk menjadi 'portir sekaligus driver'nya, aku melambai ke arahnya dan segera Karin pun membalas lambaianku. 

Tapi ada yang berbeda, ada sesosok makhluk pirang jangkung disamping Karin yang sejak tadi berada disampingnya, seperti siaga mengawalnya. "Ah, pasti itu salah satu rekan bisnisnya" Aku tidak mau berprasangka buruk padanya. 

Dan 10 menit kemudian aku telah berhadapan dengannya.

"Hy Don, long time no see! Kangen banget ma kamu tahu!" 

"Hy Hon, Yes, miss you so bad. Happy to meet you again, Darling" 

"Eh iyah Don, kenalin ini Raymond tunangan aku" 

"Donny, nice to meet you" 

"Just call Ray, nice to meet you too. I have heard about you"

Sejujurnya hatiku hancur remuk saat itu juga tapi aku tidak bakalan pernah menyalahkan Karin, toh emang dari dulu tidak ada ikatan spesial diantara kami, just best friend. Mungkin tepatnya kami tidak berani untuk membangun relationship.

"OK, Patuno kan?" 

"Iyah Don, sorry banget ya ngerepotin kamu, dadakan pula!"

"Gak masalah kok Karin, aku senang banget malah dapat tugas ini"

Perjalanan ini sesungguhnya menyiksaku, tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku harus mengantarkan Karin ke Patuno Resort, sebuah resort ternama yang ada di Wakatobi ini. Tempat yang begitu indah untuk menghabiskan waktu, terlebih lagi bagi pasangan yang sedang dimabuk asmara seperti Karin dan Raymond. 

"Don, kami kesini untuk foto shoot pre-wed kami. Aku ingin kamu jadi fotografer kami, boleh kan Don?" 

"Pasti boleh dong Karin, aku justru merasa senang mendapat kesempatan emas ini".

Dan disinilah aku, sibuk mengabadikan setiap momen Karin - Raymond untuk pre-wed session mereka. Seperti janjiku pagi ini, aku akan dengan senang hati melayanimu, Karin.

Mungkin aku memang harus tersenyum dan bangga telah memiliki sahabat seperti Karin, seperti langit yang sejak tadi tersenyum melihat kebahagian dua sejoli ini.

Wakatobi


#####
#15HariNgeblogFF Part 2 - Day 14.

Comments

  1. kunjungan perdana..izin follow dan komen...d tunggu kunjungan baliknya :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sah!

"Sah?" terdengar suara Bapak setengah baya itu bertanya ke beberapa orang disekitarnya sesaat setelah kamu melafalkan kalimat sakral itu dengan satu tarikan nafas. Kalimat yang beberapa hari ini kamu hafalkan "takut salah nyebut nama kamu" katamu kemarin saat kita terakhir bertemu setelah sibuk mengurusi segala keperluan ini. Kala itu aku cuma mencubit lenganmu dengan gemas sambil berkata "emang kamu rencana mau nyebut nama lain yah sampe takut salah gitu?" Tanyaku. "Bukan begitu Princess, nama kamu kan panjang belum lagi nama Ayah kamu. Aku cuma takut salah aja gitu loohh, Darling" balasmu lagi. Eh iya juga ya, nama yang diberikan oleh Ayah emang lumayan panjang dan ribet belum lagi nama Beliau. Yah wajar saja kalau kamu berhati-hati, kamu kan juga orang yang perfeksionis. Dan hari ini kalimat yang sakral itu pun telah keluar dari mulutmu dengan satu tarikan nafas, tanpa harus mengulang lagi! Kereeen, kamu memang keren dan selalu bisa ku ban

Surat Cinta Kapten Bhirawa

"Pagi Rere, bajunya pink nih kembaran yah dengan surat cintanya" kata Lulu ketika menghampiri kubikal kecil Rere. "Surat cinta? Dari siapa? Ngaco deh kamu, Lu. Hari gini mana ada surat cinta" balasnya. "Iyah Re, tadi aku yang nerima surat itu kok, ini surat cinta berwarna pinknya" Lulu menyodorkan sebuah amplop kecil berwarna pink kepadaku kemudian berlalu. Rere mengambil surat dari tangan Lulu. Tidak ada nama pengirim yang tertera di sampul surat berwarna pink itu. Hanya ada kata: Surabaya di sisi belakangnya. terimakasih   Rere,  Kamis depan kapal kami akan merapat di Tanjung Priok, tunggu aku yah. Salam, Bhirawa Dialah Kapten Bhirawa teman lama Rere yang dikenalnya sejak SD. Teman sepermainan, tetangga kompleks yang selalu memberikan perhatian lebih ke Rere meskipun Rere tidak pernah membalasnya karena Rere hanya menganggap Bhirawa adalah Kakak laki-laki yang tak pernah dimilikinya, sosok pelindung bagi Rere yang tidak in