tag:blogger.com,1999:blog-77253242409825602652024-03-16T14:06:13.765-07:00Ruang Kata DiahBelajar Merangkai KataDiah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-54960760940985522472013-06-13T03:36:00.001-07:002013-06-18T00:28:33.144-07:00Surat Cinta Kapten Bhirawa<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<i>"Pagi Rere, bajunya pink nih kembaran yah dengan surat cintanya" </i>kata<i> </i>Lulu ketika menghampiri kubikal kecil Rere.<i>"Surat cinta? Dari siapa? Ngaco deh kamu, Lu. Hari gini mana ada surat cinta"</i> balasnya.<i>"Iyah Re, tadi aku yang nerima surat itu kok, ini surat cinta berwarna pinknya"</i> Lulu menyodorkan sebuah amplop kecil berwarna pink kepadaku kemudian berlalu. Rere mengambil surat dari tangan Lulu. Tidak ada nama pengirim yang tertera di sampul surat berwarna pink itu. Hanya ada kata: <b>Surabaya</b> di sisi belakangnya.</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdOZO22XJ1JliHOEHskqM_U_b6NZX8pAw0fc-tNFRgndUkft3Lxfhl2nvzVQFwgC1pI-PTALiSAVssTqKhXOWSsoG5XCcUdSBtuSXJkk-e2kuS-KDkMmqr1yfCsZyzpYCEcqscrmzTszw/s1600/stock-photo-20738344-envelope.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://i.istockimg.com/file_thumbview_approve/20738344/2/stock-photo-20738344-envelope.jpg" border="0" height="273" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdOZO22XJ1JliHOEHskqM_U_b6NZX8pAw0fc-tNFRgndUkft3Lxfhl2nvzVQFwgC1pI-PTALiSAVssTqKhXOWSsoG5XCcUdSBtuSXJkk-e2kuS-KDkMmqr1yfCsZyzpYCEcqscrmzTszw/s320/stock-photo-20738344-envelope.jpg" title="terimakasih " width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://i.istockimg.com/file_thumbview_approve/20738344/2/stock-photo-20738344-envelope.jpg">terimakasih</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<i>Rere, </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kamis depan kapal kami akan merapat di Tanjung Priok, tunggu aku yah. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Salam,</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Bhirawa</i></div>
</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dialah <b>Kapten Bhirawa</b> teman lama Rere yang dikenalnya sejak SD. Teman sepermainan, tetangga kompleks yang selalu memberikan perhatian lebih ke Rere meskipun Rere tidak pernah membalasnya karena Rere hanya menganggap Bhirawa adalah Kakak laki-laki yang tak pernah dimilikinya, sosok pelindung bagi Rere yang tidak ingin dirubahnya menjadi hubungan cinta. Bhirawa yang selalu melindungi Rere ketika anak-anak kelas menjahilinya, selalu ada untuk Rere, mendengarkan dengan setia segala cerita Rere. Hingga hari ini pun Bhirawa tetap menjadi orang nomor satu yang tahu segala hal tentang Rere, termasuk kisah cinta Rere yang baru saja kandas. Enam bulan yang lalu Rere telah putus dari pacarnya karena si mantan pacar ketahuan selingkuh dengan sahabat Rere sendiri. Meskipun terpisah jarak, tetapi Bhirawa-lah yang tetap menjadi pelarian Rere untuk berkeluh kesah dan Bhirawa pulalah yang berhasil menenangkan hati Rere. Belakangan hubungan Rere dan Bhirawa semakin dekat, dan sepertinya gayung bersambut untuk Bhirawa. Kesabaran dan kesetiaannya selama ini membuat hati Rere sadar bahwa dia tidak perlu mencari orang yang betul-betul menyayanginya dengan tulus, sikap dan segala perhatian Bhirawa sudah bisa menjawab semua. Dan Rere bertekad untuk memberitahukan perasaannya terhadap Bhirawa saat ini.<br />
<br />
Baru kali ini Bhirawa mengirimkan kabar ke Rere mengenai kedatangannya melalui surat, biasanya Bhirawa cukup mengirimkan <i>SMS</i> pada Rere jika dia ingin kembali ke Jakarta. Tidak biasanya pula <i>handphone </i>Bhirawa tidak aktif sepanjang perjalanan, ini membuat Rere menjadi cemas. Rabu pagi Rere mendapat kabar dari keluarga Bhirawa bahwa kapal yang dinahkodai oleh Bhirawa mengalami kecelakaan dan dipastikan bahwa seluruh isinya tidak bisa diselamatkan. Pihak keluarga sedang menunggu jasad Bhirawa yang akan segera diantarkan ke rumah duka. Hati Rere hancur seketika, dia tidak mempercayai semua ini. Sehari lagi mereka akan bertemu, sehari lagi kesempatan Rere untuk mengungkapkan segalanya, Rere sudah menyiapkan kejutan indah untuk Bhirawa tetapi semua berubah seketika. Kini lautan kesedihan yang dirasakan oleh Rere. Diambilnya kembali surat bersampul pink dari Bhirawa, dikecupnya dan dengan lirih Rere berkata <i>"aku sayang kamu, Bhirawa. Bagiku ini adalah <b>surat cinta</b> terindah yang pernah ada, selamat jalan Bhirawa, kau akan selalu ada dihatiku, sampai kapanpun takkan terganti".</i></div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
*********** </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://jatuhcinta.me/fiksi/flash-fiction-writing-contest-senandung-cinta"> <b><span style="color: red;">Cerita ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contes: Senandung Cinta</span> </b></a>
</div>
Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-88065329782480224512012-06-25T03:41:00.001-07:002012-06-25T04:16:19.189-07:00Langit pun Tersenyum<div style="text-align: justify;">
<i>"Tolong jemput jam 12 di Matahora ya"</i> sebuah pesan singkat masuk ke <i>handphone</i>ku pagi ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Senangnya hatiku, akan berjumpa dengan kamu lagi. Aku sudah lama merindukan saat bersama kamu lagi. Dan sekarang dalam waktu kurang dari 3 jam aku akan bertemu kamu lagi, tahukah kamu? Aku merindukan kamu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini sebuah kejutan buatku, biasanya kamu yang manja merengek minta aku mengosongkan waktuku untuknya tapi kali ini tanpa diminta pun aku dengan senang hati melayanimu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku langsung bangkit dari tempat tidur, mandi dan bersiap. Berulang kali mengganti kaos oblong -kemeja kemudian kemeja-kaos oblong lagi. Tanpa kusadari aku telah 2 jam di depan cermin, mengobok-ngobok lemari pakaian tapi semua kutepis. <i> "Aku ingin tampil istimewa di depanmu hari ini"</i> gumamku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Duh, ada yang mau kencan nih di siang bolong?" </i>Mama mengagetkanku. Ternyata Beliau sedari tadi memperhatikanku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Ah Mama, enggak kok. Aku cuma ingin tampil beda aja kok Mah hari ini. Ingin jemput seseorang Mah"</i> jawabku malu-malu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Pasti Karin kan yang akan datang itu?"</i> Tebak Mama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Looh? Tau dari mana Mah?"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Pasti tau doooong, gak ada seorang pun yang bisa membuatmu 'segila' ini. Mama senang, anak Mama kembali ceria lagi. Terimakasih Tuhan!"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>*kiss* "Mama memang paling hebat sedunia. Dony pergi dulu ya Mah, entar Karin aku ajak kemari ya Mah. Oh iya, pinjam Si Putih ya Mah"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Segera kuraih kunci mobil dan meluncurlah aku ke Matahora - bandara satu-satunya di Wakatobi ini. Hari ini langit begitu cerah berbeda dari seminggu ini, sepertinya <b><i>langit pun tersenyum</i></b> menyambut kedatangan Karin ke Kota ini lagi.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
Setengah jam kemudian aku sudah memarkir <i>Si Putih</i> di depan bandara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak sulit mencari Karin diantara 25 orang penumpang yang turun dari pesawat mungil yang mengantarkan mereka menuju Wakatobi. Sosoknya yang tinggi membuatnya 'berbeda' dari penumpang lain. Aku pun bersiap untuk menjadi <i>'portir sekaligus driver'</i>nya<i>,</i> aku melambai ke arahnya dan segera Karin pun membalas lambaianku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi ada yang berbeda, ada sesosok makhluk pirang jangkung disamping Karin yang sejak tadi berada disampingnya, seperti siaga mengawalnya. <i>"Ah, pasti itu salah satu rekan bisnisnya"</i> Aku tidak mau berprasangka buruk padanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan 10 menit kemudian aku telah berhadapan dengannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Hy Don, long time no see! Kangen banget ma kamu tahu!" </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Hy Hon, Yes, miss you so bad. Happy to meet you again, Darling" </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Eh iyah Don, kenalin ini Raymond tunangan aku" </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Donny, nice to meet you" </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Just call Ray, nice to meet you too. I have heard about you"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejujurnya hatiku hancur remuk saat itu juga tapi aku tidak bakalan pernah menyalahkan Karin, toh emang dari dulu tidak ada ikatan spesial diantara kami, <i>just best friend. </i>Mungkin tepatnya kami tidak berani untuk membangun <i>relationship</i>.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"OK, Patuno kan?" </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Iyah Don, sorry banget ya ngerepotin kamu, dadakan pula!"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Gak masalah kok Karin, aku senang banget malah dapat tugas ini"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perjalanan ini sesungguhnya menyiksaku, tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku harus mengantarkan Karin ke Patuno Resort, sebuah resort ternama yang ada di Wakatobi ini. Tempat yang begitu indah untuk menghabiskan waktu, terlebih lagi bagi pasangan yang sedang dimabuk asmara seperti Karin dan Raymond. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Don, kami kesini untuk foto shoot pre-wed kami. Aku ingin kamu jadi fotografer kami, boleh kan Don?" </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Pasti boleh dong Karin, aku justru merasa senang mendapat kesempatan emas ini".</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan disinilah aku, sibuk mengabadikan setiap momen Karin - Raymond untuk <i>pre-wed session</i> mereka. Seperti janjiku pagi ini, aku akan dengan senang hati melayanimu, Karin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Mungkin aku memang harus tersenyum dan bangga telah memiliki sahabat seperti Karin, seperti langit yang sejak tadi tersenyum melihat kebahagian dua sejoli ini.</div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1ithhj0puBuSO8wo3vI-Xe0Q4e_TdyX9fgRH_mK7SaDm0KzzAUi3fFwAFpc2HBiGnl8PPh6Kln-4qkKVnUKDscGHRHPdtEL2kmabjPVJg6qvLwLnstmlCDMj7CwVxFyIn61ntIrnpX60/s1600/wakatobi1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1ithhj0puBuSO8wo3vI-Xe0Q4e_TdyX9fgRH_mK7SaDm0KzzAUi3fFwAFpc2HBiGnl8PPh6Kln-4qkKVnUKDscGHRHPdtEL2kmabjPVJg6qvLwLnstmlCDMj7CwVxFyIn61ntIrnpX60/s320/wakatobi1.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Wakatobi</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i></div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<br />
<i>####</i>#</div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i>#15HariNgeblogFF Part 2 - Day 14.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-32315469455260268942012-03-16T00:37:00.001-07:002012-03-16T18:00:42.357-07:00Aku Sakit Karenamu, Gigi!<div style="text-align: justify;">
Brrrrr!! Brrr!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suara alarm dari handphoneku berbunyi nyaring, kutatap dilayarnya tertera reminder</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>"Selasa sore, kencan horor dengan si Ganteng!"</b></span></div>
<div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Haduuuh, bertemu dengan dia lagi. Seharusnya bertemu dengan dia itu ditempat yang asyik, di sebuah resto sambil makan malam diiringi dengan musik classic, <i>wooow seems like romantic dinner with him</i>. Lah ini bakalan ketemu dia di ruangan serba putih dengan alat bor yang membuat ngilu tiap kali dia mengoperasikannya menjadi backsound horor tiap bertemu dia" umpatku dalam hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Melaaaa" panggil Bunda </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iyah Bund" </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kesini bentar Nak, bantuin Bunda dikit"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iyah Bund" jawabku lesu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5 menit kemudian di kamar Bunda. Kotak berserakan dimana-mana, rupanya Bunda sedang sibuk packing. Kami memang akan pindah rumah dua minggu depan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ada apa Bunda?" </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ini, tolong bantu Bunda kemas barang-barang ini ya. Barang-barang kamu udah mulai dikumpulin juga kan? Kita harus mulai nyicil dari sekarang Nak, biar nanti angkutnya sekalian aja gak usah bolak-balik. Biar praktis gitu, Sayang" </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Maaf Bunda, tapi itu kan masih dua minggu lagi Bund. Boleh gak sekarang ini Mela istirahat di kamar dulu" pintaku memelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Loh, kenapa? Tumbennya kamu lemas dan gak bersemangat gini membicarakan tentang pindahan, bukannya kemarin-kemarin juga kamu yang paling antusias tentang kepindahan kita ini" masih sambil berbenah sana sini masukin barang-barang ke dalam kotak yang sudah dilabeli, seperti mengklasifikasikan benda gitu deh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iyah sih Bund, Mela semangat kok. Tapi untuk hari ini aja ya Bund" sekali lagi aku mengiba ke Bunda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bunda beranjak dan memperhatikanku yang terlihat murung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kamu kenapa sih Mel? Kamu sedih ya mau pindah? Itu muka kamu beda gitu? Kamu sakit ya Nak?" tanyanya bertubi-tubi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iyah Bund, hari ini Mela ada janji ama si Ganteng, Bunda tahu kan maksud Mela siapa? Mela takut nih Bund. Ini udah yang ketiga kalinya harus ketemu dia dalam kurun waktu sebulan ini" jelasku pada Bunda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Loh, takut kenapa? Kamu harus ketemu dia, biar derita kamu tuh gak berlarut-larut. Emang kamu mau terus-terus seperti ini?"</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
"Yah nggak dunk Bund. Kalau boleh minta sih Mela juga gak mau menderita begini Bund"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya sudah kalau gitu kamu gak usah takut lagi dunk. Emangnya kenapa sih dengan dokter itu? Bukannya kamu suka tuh ketemu dia, kan dia ganteng" goda Bunda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iyah deh Bunda, makasih ya Bundaku tersayaaaang"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iyah Mela-ku yang manja. Sana gih siap-siap ketemu si Ganteng-mu itu" goda Bunda sekali lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejam kemudian aku sudah siap berangkat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Bunda, Mela berangkat ya. Doain semuanya lancar ya Bun, takut banget nih Bund. Bunda juga sih gak mau nemenin Mela, kalau ada Bunda kan Mela bisa kuat"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iyah Sayang, Bunda doain semua berjalan lancar kok. Janganlah Mela kan udah besar lagian kalau Bunda ikut ntar ganggu kencan kamu lagi" lagi-lagi Bunda menggodaku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oke deh, Mela pergi dulu ya Bundaku sayang" sambil mengecup pipi Bunda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"<i>Take care, My Dear</i>" </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejam kemudian akhirnya sampailah aku di depan sebuah klinik bertuliskan nama sang Dokter Ganteng itu: <span style="font-size: small;"><b>drg. FADLI</b></span> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sore Mela. Apa kabar hari ini? Udah siap kan untuk operasi kecil kamu?" sapa sang Dokter Ganteng.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sore juga Dokter. Hmm, seperti yang Dokter lihat. Yah, mau gak mau Dokter. Saya harus siap. Saya capek Dokter, udah gak kuat lagi"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oke, bagus kalau gitu"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan gesit dia pun memulai operasi kecil terhadap gigiku. Aku tak berani membuka mata sejak duduk 'di kursi panas', aku tak mau melihat peralatan apa saja yang dia masukkan ke dalam gigiku. Pokoknya aku serahkan semuanya pada drg. Fadli. Toh katanya tinggal selangkah lagi maka permasalahanku beres, gigiku yang impaksi akan segera diangkatnya dan semua akan berjalan normal lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
"Udah Mel, gak usah tidur terus. Ayo buka mata kamu, semua udah beres sekarang" ucap drg. Fadli dua jam kemudian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nah, cepet kan? Coba saja dari dulu kamu mau memeriksakan gigi kamu, kamu gak bakalan menderita seperti ini"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Haah? Su-da-h ya Dok?" jawabku terbata-bata karena masih merasa gusi ini kaku karena pengaruh jahitan pada gigi dan juga obat bius tadi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iyah sudah Mel, semua sudah beres. Ini saya tuliskan resep, cuma antibiotik dan vitamin aja kok. Sekalian ini juga untuk kamu" sambil menyodorkan dua lembar kertas berbeda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Terima kasih, Dok"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sama-sama, Mela"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelum pulang aku mampir di apotik dulu, menebus resep dari drg. Fadli. Tapi aku kaget kenapa kertas resep yang satunya berbeda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">"Minggu depan, aku jemput ya Mel. Gigi kamu udah bisa diajak makan mie ramen kok itu"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Haaa? Apa ini? Ajakan kencankah? Huaaa, senang terharu campur aduk. Aku menjerit dalam hati.<b> <span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-size: small;">Aku sakit karenamu, Gigi!</span></b> Tapi terimakasih juga karena kamu aku bakalan kencan dengan Dokter Ganteng, semoga ini bukan kencan horor lagi. </div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
*****</div>Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-14236208205726611412012-02-14T05:08:00.000-08:002012-02-17T16:59:55.018-08:00Rumahku, Itu Kamu<p style="text-align: justify;"><em>“Fik, ini sudah brosur ketujuh loh yang aku sodorin ke kamu. Tipe yang gimana lagi sih yang kamu cari?”</em> Suara Seto membuyarkan lamunan sahabatnya -Fika- sore itu.</p><div style="text-align: justify;"><em>“Tipe kayak kamu”</em> sambil nyengir Fika menjawab.<br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Yeee, ditanya serius malah jawabnya ngelantur kayak gitu. Lagi ngelamunin apa sih Fik? Jangan keseringan ngelamun deh, ntar kesambet loh. Gak takut apa?”</em></p><div style="text-align: justify;"><em>“Nggak, selagi ada kamu ngapain takut?” </em><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Yeee, ni anak bener-bener kesambet kali? Atau jangan-jangan kamu udah tertular virus Raja gombal kali ya? Mau jadi Ratu gombal ya Fik?”</em> sambil mengacak rambut Fika.</p><div style="text-align: justify;"><em>“Eh apa? Apa tadi? Kamu tadi bilang apa? Maaf, maaf lagi gak fokus, heheheh. Kamu bilang Ratu gombal? Huuuu enak aja, ogah ah disamain kayak gitu” </em><em> “Iyaaah deh Nona Fika, maaf. Jangan sewot gitu dunk. Makanya kalau diajak ngomong tuh dengerin dong Nooon” </em><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Heheh, iyah deh Pak Seto yang baik hati. Mana tadi, katanya bawa brosur baru. Dapat dari mana lagi kamu? Rajin benar ya. Atau jangan-jangan kamu udah jadi developer yah?” </em></p><div style="text-align: justify;"><em>“Nih, silahkan dilihat. Bingung deh mau yang kayak gimana lagi sih yang kamu cari? Itu tadi aku dapat dari seorang teman, kebetulan kantornya lagi pameran. Ya sudah gih dilihat dulu” </em>sambil menyodorkan brosur ke Fika.<br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Fik, kalau kataku sih ya apapun tipenya itu bisa dirombak Fik, bisa direnovasi, bisa diredesign sesuka kamu, Yang terpenting kan fungsinya -sebagai tempat tinggal. Jadi ngapain lagi sih kamu harus repot-repot cari kesana kemari?” </em></p><div style="text-align: justify;"><em>“Oh, jadi merasa direpotin nih? Yaudah, gak apa-apa kok. Maaf ya udah ngerepotin kamu”</em><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Eh kok jadi ngambek gini sih? Kamu lagi dapet ya jadi sensi kayak gini? Maaf deh, serius.” </em></p><div style="text-align: justify;"><em>“Gak tahu” berlalu meninggalkan Seto dan brosur yang baru dibawanya.</em><br /></div><p style="text-align: center;"><em> </em> <em> __________________________________________________________</em></p><br /><p style="text-align:justify;">Klik kluk. Bunyi <em>handphone</em> Seto, tanda 1 pesan masuk.</p><em>1 new message from Fika.</em><br /><pre style="text-align:justify;"><em> </em>“Kalau lagi gak repot dan gak ganggu, tolong baca emailnya ya”</pre>Tanpa berfikir panjang Seto pun menyalakan laptop - mengecek email seperti yang diminta Fika, sahabatnya.<br /><br /><blockquote>Dear Seto,<br /><br /><div style="text-align: justify;">Makasih ya untuk semua brosur yang udah kamu kasih ke aku. Sebenarnya aku gak butuh itu semua, itu hanya kamuflase saja. Aku setuju ama kamu, rumah itu fungsinya sebagai tempat tinggal. Makanya aku udah gak butuh brosur lagi! Toh sebenarnya aku udah nemu rumah yang tepat, rumah yang gak perlu dirombak, direnovasi atau bahkan diredesign, aku udah nemu loh yang paket lengkap itu. Dan aku berharap aku bisa segera menempatinya, aku udah pengen merasa hangat dan aman berada disana.<br /><br />Aku yakin kamu pasti penasaran ingin tahu kan?<br /><br />Yaudah deh, apa sih yang gak buat sahabat seperti kamu. Tapi kamu harus janji ya, kamu jangan ketawa apalagi sampai pingsan karena ini, aku gak mau semuanya jadi berantakan loh. Janji?<br /><br />Kamu udah siap kan? Aku bilang sekarang ya.<br /></div><br />……<br /><br />……<br /><br />……<br /><br /><strong>Rumahku, Itu Kamu.</strong><br /><br /><strong> </strong><br /><br />Cheers,<br /><br />Fika ♥</blockquote>___________________<br /><p style="text-align:justify;">Jumlah kata: 444</p>Diikutkan dalam tantangan yang diadakan Non Inge.<br /><p style="text-align:justify;">Untuk infonya silah baca link berikut:</p>http://www.facebook.com/notes/non-inge/tantangan-/10150509126945773Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-79944673718820479082012-01-28T07:45:00.000-08:002012-02-16T01:43:29.925-08:00Soto Koya<p style="text-align:justify;">Hujan masih terus mengguyur tempat ini, siraman air dari langit itu sepertinya masih betah tuk terus membasahi bumi. Mungkin sebagai balasan karena sudah beberapa bulan terakhir tempat ini tidak mendapat tetesan dari langit, malah sudah ada beberapa tempat yang pecah-pecah karena kekeringan.</p>Perutku terasa keroncongan, wajar saja siang tadi aku tidak beranjak dari kubikal mungilku karena harus menyelesaikan deadline tulisan yang harus disetor ke editor. Tapi semuanya sudah beres sekarang, tulisan itu sudah bertengger manis di ruang editor. Yipiiie kerjaanku sudah selesai untuk hari ini. 10 menit lagi waktu pulang.<br /><p style="text-align:justify;">Udara dingin karena hujan ini semakin membuatku lapar. <em>"Makanan yang hangat dan berkuah pasti nikmat untuk sore yang hujan ini"</em> gumamku perlahan setelah mengambil tas di lokerku. <em>"Semoga warung Bu Mar gak penuh sore ini"</em> pintaku dalam hati sambil terus melagkahkan kaki ke lobby.</p><em>"Selamat sore Neng, baru pulang yah?"</em> Sapa Si Pemilik warung, seorang Ibu setengah baya yang selalu ramah pada semua pengunjungnya.<br /><em>"Ibu perhatikan Neng kesini sendiri terus? Mana nih Abangnya, kok gak pernah bareng lagi?" </em>Tanyanya lagi sebelum aku sempat menjawab pertanyaan sebelumnya.<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Sore Bu, kabar baik. Ibu sehat juga kan?"</em> Menjawab sapaannya tadi dan menanyakan kabar dia tanpa harus menjawab pertanyaannya yang terakhir.</p><em>"Ibu baik juga kok Neng, Alhamdulillah. Terus, kok gak bareng Abang sih Neng? Ibu senang loh lihat Neng ama Abangnya itu, kompak dan cocok banget gituuu"</em> Godanya lagi.<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Heheheh. Hmmm Abangnya.. Abangnya ada kok Bu tapi kayaknya lagi sibuk"</em> Jawabku pelan padahal aku sendiri tidak tahu kamu sekarang ada dimana dan lagi ngapaian, kamu menghilang tanpa pernah memberi kabar berita.</p><em>"Pesan seperti yang biasa ya Bu. Kuahnya dibanyakin dikit, dagingnya juga ya Bu. Laper nih Bu, gak sempat makan siang tadi"</em> Pintaku.<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Oke, tunggu bentar ya Neng"</em> Balasnya</p><em>"Siiip Bu, makasih ya"</em> Jawabku. Sambil menunggu aku mencoba membunuh waktu dengan mengecek timeline twitter, dari tadi belum sempat ngetweet.<br /><p style="text-align:justify;">15 menit berlalu tapi pesananku masih belum muncul tidak biasanya si Ibu seperti ini, warungnya tidak begitu ramai tapi kenapa sampai sekarang pesananku belum muncul juga. Biasanya sepadat apapun warungnya dalam sekejap pesananku sudah siap tersedia. <em>"Ada apa gerangan dengan si Ibu ya?"</em> Tanyaku dalam hati sambil terus balas-balas mention dari teman-teman.</p>Tiba-tiba aku jadi kepikiran kalimat si Ibu tadi, dia senang ngelihat kita - kamu jalan bareng aku yang dulu jadi langganan setia warung ini hampir tiap sore sepulang kantor. <em>"Ahhh kamu sebenarnya dimana sih? Kok menghilang tanpa kabar berita gini?"</em> Tanyaku dalam hati.<br /><p style="text-align:center;"><em>------</em><em>------</em><em>------</em></p><em>"Soto koya pesanannya Mbak, maap udah buat Mbak lama nunggu"</em> Pelan membuyarkan lamunanku<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Oh iya Mas, tidak apa-apa kok. Terimakasih ya"</em> Jawabku sambil meraih mangkuk yang masih mengepulkan asap panas</p><em>"Masih suka menu seperti yang dulu ya Mbak? Ini Mbak saya tambah bawang goreng dan jeruknya ya"</em> Menawarkan<br /><p style="text-align:justify;">Aku cuma mengangguk pelan. <em>"Kayaknya dulu si Ibu tidak pernah punya pelayan cowok deh. Kok sekarang ada? Dan kenapa juga kata-katanya seperti sudah lama mengenalku? Dan kenapa juga dia masih setia berdiri disitu tidak langsung ke dapur untuk menemani si Ibu?" </em>sambil mengingat dan tanyaku pada diri sendiri.</p><em>"Mas"</em> Panggilku<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Ii..iiya Mbak. Ada yang bisa saya bantu?"</em> Tanyamu pelan</p><em>"Sejak kapan kerja ama Ibu? Kayaknya dulu gak ada karyawan cowok? Saya dulu gak pernah lihat Mas soalnya, tapi kok serpertinya Mas udah tahu tentang kebiasaan makan saya disini"?</em> Tanyaku lagi<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Ooo..ooh iyah, anu, itu Mbak.. Hmm Ibu yang bilang ke saya?"</em> Ucapmu sambil tunduk dan memperbaiki letak topimu</p><em>"Ohh gitu" Jawabku "Hm, tapi tapi masa sih Mas?"</em> Aku sudah mulai curiga sepertinya ada yang gak benar ini. Si Ibu tadi juga tidak kelihatan sejak tadi. Biasanya dia sering hilir mudik sambil bercerita.<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Iyah Mbak, bener. Saya baru kok disini"</em> Jawabmu lagi</p><em>"Oke, saya sudah selesai Mas. Si Ibu mana ya?"</em> Sambil mengendarkan pandangan mencari sang pemilik warung.<br /><p style="text-align:justify;">Sebenarnya saya sudah merasakan ada sesuatu yang berbeda sejak pertama masuk kesini. Sebelum masuk tadi aku sempat melihat si Ibu tadi ngobrol ma seseorang dan sembari melihat ke arahku. Seperti membicarakan sesuatu dan di awal tadi gak seperti biasanya si Ibu jadi salting gitu menyapa aku.</p><em>"Mas, Mas ini sebenarnya siapa ya? Kayak pernah kenal sebelumnya. Mas, boleh buka topinya bentar gak. Bentaaaarrr aja Mas"</em> pintaku pelan.<br /><p style="text-align:justify;">Kamu malah makin menunduk dan itu membuatku makin penasaran.</p><em>"Sore Ranti"</em> Sapamu<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Haaaahh, kamu?"</em> Aku terkejut melihat kamu seakan tidak percaya bisa melihat kamu lagi.</p><em>"Dari mana aja kamu selama ini? Kenapa menghilang tanpa kabar? Sadar gak sih sikap kamu itu sudah nyiksa aku banget?"</em> Cecarku tanpa memberimu kesempatan bicara.<br /><p style="text-align:justify;">"Maaf Ranti, aku cuma... Aku cuma, ah sudahlah ceritanya panjang. Yang jelas aku udah disini lagi, aku janji deh gak bakalan ninggalin kamu lagi" Katamu.</p><em>"Mau kan nemenin aku makan menu favorite kita lagi, Soto Koya. Aku tahu kok kamu pasti tadi tidak menikmati semangkuk pesananmu tadi karena aku terus berdiri di belakang kamu. Kamu lapar kan? Kamu juga tadi gak makan siang kan? Mau yah nemenin aku?"</em> Pintamu manja.<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Yaudah, Oke. Tapi janji gak akan pergi lagi ya!"</em> Ancamku.</p>"Siiip, beress Tuan Putri" Sambil mengedipkan mata padaku.<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Bu, Soto Koyanya dua mangkuk lagi ya. Seperti Biasa ya Bu"</em> Ucapmu dan aku berbarengan ke Bu Mar yang disambut dengan acungan dua jempol dari Ibu Pemilik warung yang selalu riang itu.</p><br /><p style="text-align:center;">*****************</p>Request <a href="https://twitter.com/#%21/WangiMS">Mbak Wangi</a> nih, maaf ya Mbak jadi kepanjangan gini :DDiah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-38798561929516906192012-01-26T21:00:00.000-08:002012-02-16T21:01:53.074-08:00#15HariNgeblogFF Super Duper Deh!<p style="text-align:justify;">Yaaahh hari ini hari terakhir permainan <a href="http://celotehwangi.wordpress.com/15haringeblogff/">#15HariNgeBlogFF</a> yang didalangi <a href="http://celotehwangi.wordpress.com/15haringeblogff/"> Mbak Wangi </a> dan <a href="http://bianglalakata.wordpress.com/">Mas Momo</a>. Hiiikss sedih juga padahal saya baru ikut permainan ini beberapa hari saja, eehh sekarang udah berakhir :(</p><p style="text-align:justify;">Karena ini hari terakhir saya jadi pengen menuliskan cerita tentang #15HariMenulisBlogFF versi saya dan sedikit menulis testimoni khusus untuk permainan ini dan kedua admin yang te-ou-pe abiiss pastinya. Testimoni? Aiihh jadi ingat zamannya FS dulu :p</p><p style="text-align:justify;">#15HariMenulisBlogFF? Apa tuh? Menulis Blog berbentuk flash fiction atau cerita super pendek selama 15 hari, dalam 15 hari itu admin cantik dan admin cakep memberikan tema berbeda-beda pada para narablog. Tujuan dari #15HariMenulisBlogFF ini untuk mengurangi/menghilangkan efek writer’s atau blogger’s block yang mana penyakit ini pasti pernah singgah di narablog sekalian, entah karena mood yang tiba-tiba rusak atau memang sedang tak ingin saja menulis. Nah para admin ini memberikan solusi yang jitu lohh, ya caranya dengan menulis FF atau Flash Fiction.</p><p style="text-align:justify;">Aiihh merasa seru dan tertantang nih, tersentil juga kali tepatnya. Blog WP ini sebenarnya ada sejak tahun 2007 tapi isinya baru seiprit, kebanyakan malah repost dari <a href="http://diah87.blogspot.com/">primary blog saya</a> tahun 2011 kemarin saja tidak ada satu pun postingan yang berhasil terpublish, tidak ada yang tersimpan di draft juga karena kesibukan rutinitas kerja dan juga emang lebih fokus pada <a href="http://diah87.blogspot.com/">primary blog </a> jadi deh blog WP ini seperti rumah tak bertuan #eeaaaahh</p><p style="text-align:justify;">So, biar blog ini bisa hidup kembali saya memutuskan untuk mencoba permainan ini. Sekalian belajar ngegalau lewat cerita pendek :D</p><p style="text-align:justify;">Awalnya pengen ikutan permainan ini sejak <a href="http://celotehwangi.wordpress.com/2012/01/15/15haringeblogff-5-jadilah-milikku-mau/">hari ke-5</a> tapi hari itu saya belum bisa membuatnya, sudah mencoba membuatnya tapi yang ada saya tidak PD wal hasil ceritanya pun saya hapus. Baru deh di <a href="http://wp.me/p92l9-T">hari ke-6</a> saya mencoba membuatnya lagi dan voila jadi juga walau hasilnya tidak maksimal, yaa namanya juga belajar #membesarkandirisendiri.</p><p style="text-align:justify;">Hari <a href="http://wp.me/p92l9-W">selanjutnya, hari ke-7</a> saya mencoba lagi dan kembali hasilnya saya posting begitupula dengan <a href="http://wp.me/p92l9-1A">hari ke-8</a>, kebetulan tema hari itu sepertinya bisa dilanjutkan dengan cerita sebelumnya jadi deh saya membuatnya seperti melanjutkan cerita kemarin, malah jadinya kayak cerbung, heheheh. FYI, saya sampe rela looh balik kantor jam 6 untuk menyelesaikan cerita-cerita itu entah kenapa ide cerita buat menulis itu muncul 10 menit menjelang jam pulang *tepok jidat* but it's OK, demi <a href="http://www.15haringeblogff.wordpress.com/">#15HariMenulisBlogFF</a> :)</p><p style="text-align:justify;">Sayangya longweekend kemarin saya tidak bisa ikut karena si lepi kesayangan ngambek gak bisa dipake, padahal udah gregetan banget pengen ikutan *for honest, sepertinya saya mulai terbius dengan virus galau ngeFF ini* xiixix.</p><p style="text-align:justify;">Saya tidak punya ide untuk menulis cerita di <a href="http://celotehwangi.wordpress.com/2012/01/23/15haringeblogff-daftar-tulisan-13-kalau-odol-lagi-jatuh-cinta/"> hari ke-13</a> tepatnya bingung si Odol mau diapain klo sedang jatuh cinta, heheheh. Di <a href="http://celotehwangi.wordpress.com/2012/01/24/">hari ke-14 kemarin</a> sebenarnya saya sudah mulai menulis sedikit tapi lagi-lagi idenya terhenti dan memutuskan untuk menghapusnya.</p><p style="text-align:justify;">Hikkss, sedih deh ternyata udah <a href="http://celotehwangi.wordpress.com/2012/01/25/15harinblogff-daftar-tulisan-hari-ke-15/">hari ke-15</a> dan adminnya emang kreatiiif banget buat hari terakhir ini mereka ngasih tantangan untuk menulis dua postingan dengan dua judul berbeda, gleeeekk! Yaah dengan semangat membara saya berhasil lohh menulis <a href="http://mylilworld.wordpress.com/2012/01/26/sah/">cerita ini</a> juga <a href="http://mylilworld.wordpress.com/2012/01/26/sah/">ini</a>. Meskipun semua tulisan saya sangat-sangat standar tapi tidak apalah saya bisa belajar dari tulisan teman-teman yang juga ikut meramaikan #15HariMenulisBlogFF :)</p><p style="text-align:justify;">Buat adminnya, thanks banget ya Mbak udah buat permaianan seru ini. Klo gak ada permainan ini saya gak tahu kapan blog ini bisa diupdate lagi. Klo gak ada permainan ini mungkin saya tidak akan berani mencoba untuk menulis cerita pendek seperti ini. Ahh besok saya pasti kangen untuk menulis galau seperti ini lagi. Terimakasih ya Mbak - Mas admin yang kece ;)</p><p style="text-align:justify;">Good job buat admin. Disela-sela kesibukan, kalian masih sempat juga mengadakan permainan kata yang seru ini. Thumbs up for both of you!</p><p style="text-align:justify;">Terimakasih telah memberikan saya kesempatan untuk gabung dalam permainan ini ^____^</p><p style="text-align: justify;">Akhir kata, keep on galau aja kali yaakk?? #eeaaa</p><p style="text-align:justify;"><br /></p><p>Cheers,<br />Diah</p>Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-81360594693180015532012-01-26T13:31:00.000-08:002012-02-16T20:37:43.073-08:00Menikahlah Denganku<p style="text-align:justify;"><em>Lucky - Jason Mraz</em> tiba-tiba mengalun. Kutengok jam diatas meja samping tempat tidurku, 01.30 dini hari artinya baru sekitar 30 menit aku memejamkan mata. Sambil malas-malasan ku raih<em> handphone</em> yang bertengger manis di dekat jam itu, tanpa melihat di display handphone aku sudah tahu siapa si penelpon tengah malam ini, itu memang ringtone khusus untuk kamu - Kutu Loncat - panggilan mesraku untukmu seorang, sahabatku tersayang.</p>Sambil menguap aku mengangkat telpon <em>"halo, ada apa dengan kamu Kutu loncat, koq tumbennya jam segini nelpon? Kangen aku ya? Ah klasik deh, kan baru dua jam yang lalu kamu nganterin aku pulang. Ada apa Hon? Kamu baik-baik saja kan?"</em> ku buka pembicaraan.<br /><p style="text-align:justify;">Kamu hanya diam, tidak menjawab dan tidak berkata apa-apa.</p><em>"Huiiii, ada apa dengan kamu sih? Koq diem? Tumben kayak gini. Yaudah, aku tidur aja ya. Kamu cuma mau dengar suara ngorok aku aja kali nih?"</em> kataku lagi.<br /><p style="text-align:justify;">Kamu masih diam tapi samar-samar aku mendengar suara kamu, aku tahu kamu ada disana dan aku pun pura-pura diam saja - mengikuti permainanmu.</p>5 menit berlalu<br /><p style="text-align:justify;">.....</p>....<br /><p style="text-align:justify;">...</p>..<br /><p style="text-align:justify;">.</p><blockquote><em>Dan dengarlah sayangku</em><br /><em> Aku mohon kau menikah denganku</em><br /><em> Ya hiduplah dengan ku</em><br /><em> Berbagi kisah hidup berdua</em><br /><em> Habiskan sisa hidup</em><br /><em> Menikahlah denganku</em></blockquote>Eittts, aku tiba-tiba teringat dengan lagu ini. Lagu dari Glenn Fredly beberapa tahun yang lalu. Tumbennya kamu dengar lagu melow kayak gini. Kamu kan selalu cuek bebek ketika aku bilang ada lagu baru yang keren, ada lagu baru yang sedang<em> in</em> dan<em> bla bla bla</em>... Kata kamu lagu keren itu seperti lagunya Linkin Park, Mick Jagger, atau sedikit melow lagu dari Jason Mraz. Eeeh koq tiba-tiba tengah malam gini kamu denger lagunya Glenn Fredly? Fikirku dalam hati.<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Kutuuuuuuuuuuuuuuuu" </em>teriakku memanggilmu<em>. "Kamu kenapa siihh? Kamu tidak sedang ngigo kan? Kamu baik-baik aja kan disana? Koq tiba-tiba jadi ajaib begini?"</em></p>Masih tidak ada jawaban darimu, masih diam dan Glenn Fredly masih terus bernyanyi.<br /><p style="text-align:justify;">5 menit kemudian barulah suaramu terdengar <em>"Kamu udah dengar lagunya kan Beib, iyah benar kata kamu waktu itu. Lagunya Glenn Fredly emang unyu-unyu yaah! Aku baru sadar dan..."</em> ucapmu gantung</p><em>"Dan apaaa?"</em> Tanyaku penasaran<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Lagu tadi sedikit mewakili isi hatiku, Nenek. Sebenarnya sejak tadi aku ingin mengatakannya tapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Kamu kan tahu sendiri aku orangnya seperti apa, tidak pandai merangkai puisi indah apalagi menciptakan sebuah lagu khusus untukmu"</em></p><em>"Nek, kamu ngerti kan maksud aku?"</em> Tanyamu perlahan<br /><p style="text-align:justify;">---- Gleeeekkk ----</p>Aku cuma terdiam, masih tidak percaya kamu mengungkapkan ini padaku. Kamu sahabatku, yang selama ini tempatku berkeluh kesah. Menceritakan semua unek-unek dan bahkan kamu tahu semua yang ada dihatiku, kepada siapa ingin kuberikan hatiku ini.<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Jadi, maksud kamu?"</em> Tanyaku lagi.</p><em>"Iyah, mau kan kamu jadi milikku. Jadi Istirku, jadi Bunda buat anak-anakku nanti. Tidak ada kata pacaran, aku sudah tahu semua tentang kamu, walaupun aku tahu sampai sekarang kamu masih menyukai dia yang telah melukaimu. Tapi aku yakin aku bisa lebih dari dia" </em>pintamu pelan tapi serius.<br /><p style="text-align:justify;">Tanpa harus bertanya lagi aku yakin kamu sedang serius, aku tahu kamu tidak pernah main-main untuk hal yang satu ini.</p><br /><p style="text-align:center;">~~~~~~~~~~~~~~~~</p>Yaaaaahh FF nya berakhir deh. Good job <a href="http://celotehwangi.wordpress.com/">Mbak Wangi</a> dan <a href="http://bianglalakata.wordpress.com/">Mas Momo</a> :)Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-54686004083781636362012-01-26T08:13:00.000-08:002012-02-16T20:36:57.128-08:00Sah!<p style="text-align:justify;"><em>"Sah?" </em>terdengar suara Bapak setengah baya itu bertanya ke beberapa orang disekitarnya sesaat setelah kamu melafalkan kalimat sakral itu dengan satu tarikan nafas. Kalimat yang beberapa hari ini kamu hafalkan <em>"takut salah nyebut nama kamu"</em> katamu kemarin saat kita terakhir bertemu setelah sibuk mengurusi segala keperluan ini.</p>Kala itu aku cuma mencubit lenganmu dengan gemas sambil berkata <em>"emang kamu rencana mau nyebut nama lain yah sampe takut salah gitu?"</em> Tanyaku.<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Bukan begitu Princess, nama kamu kan panjang belum lagi nama Ayah kamu. Aku cuma takut salah aja gitu loohh, Darling"</em> balasmu lagi.</p>Eh iya juga ya, nama yang diberikan oleh Ayah emang lumayan panjang dan ribet belum lagi nama Beliau. Yah wajar saja kalau kamu berhati-hati, kamu kan juga orang yang perfeksionis. Dan hari ini kalimat yang sakral itu pun telah keluar dari mulutmu dengan satu tarikan nafas, tanpa harus mengulang lagi! Kereeen, kamu memang keren dan selalu bisa ku banggakan.<br /><p style="text-align:justify;">Serentak orang disekita kita menjawab <em>"Sah"</em> atas pertanyaan yang dilanturkan Bapak setengah baya tadi dan semua orang pun turut mendoakan untuk kebahagiaan kita.</p>Terlihat jelas rona mukamu yang bahagia dan kecemasan yang sedari tadi kamu sembunyikan terhapus sudah berubah menjadi rona merah bahagia. Aku telah sah menjadi milikmu dan aku pun telah sah memilikimu. Ingin rasanya lompat karena terlalu bahagia, rasanya baru kemarin aku mengenalmu dan hari ini kata <em>"Sah"</em> itu telah terucap menandakan kita telah resmi saling memiliki.<br /><p style="text-align:justify;">Ditengah kebahagian itu...</p>Buuuuuuukkk!!<br /><p style="text-align:justify;"><em>"Aooooooo"</em> rintihku pelan, aku terjatuh dari tempat tidur. Ternyata semua itu hanya mimpi, aku belum sah jadi milikmu. Aku terlalu bahagia dan sekaligus cemas menghadapi hari esok, takut semua tidak berjalan seperti rencana kita. Tapi aku yakin dengan kesungguhanmu padaku, aku akan bersabar hingga esok tiba, sehari lagi - iyah sehari lagi kita akan sah untuk benar-benar saling memiliki.</p><br /><p style="text-align:center;">~~~~~~~~~~~~~~~~~~</p>Ikut lagi setelah beberapa hari ini absen, yaaahh hari ini hari terakhir FF nya. 292 kata untuk sore ini :)Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-76935062312698499282012-01-20T08:05:00.000-08:002012-02-16T20:38:13.116-08:00Inilah Aku Tanpamu<p style="text-align:justify;"><em>Aku masih setia menunggumu, masih sama seperti yang dulu. Rasa ini masih sama, masih untukmu - Bintang.</em></p>Malam ini aku berdiri di balkon rumah, menghabiskan malamku disini, sendiri! Meskipun dinginnya angin malam yang semakin menusuk kulit tapi aku masih tetap setia berdiri disini. Menikmati malam yang indah ini, langit yang bersih ditemani dengan bintang yang menghiasi indahnya langit.<br /><p style="text-align:justify;">Ingatkah kamu? Kita sering melewatkan malam bersama di balkon ini. Menikmati udara malam, melihat bintang yang bertaburan di langit sana.</p>Ingatkah kamu? Kamu pernah menjelaskan tentang rasi bintang kepadaku dan aku pun menyimaknya dengan sesekali mengangguk meskipun sebenarnya aku tidak begitu mengerti dengan penjelasanmu tentang rasi bintang itu. Aku hanya mencoba untuk mengerti seperti aku mengerti tentang dirimu, tentang kebiasaanmu, tentang kesukaanmu, tentang kamu, iyah semua hal yang ada di dirimu.<br /><p style="text-align:justify;">Ingatkah kamu? Dibalkon ini juga untuk pertama kalinya kau mengungkapkan rasamu padaku, <em>rasa sayang yang berbeda - bukan rasa sayang kepada sahabatnya,</em> katamu malu-malu. <em>Rasa sayang terhadap lawan jenis</em> - tambahmu.</p><em>"Aku sayang kamu lebih dari sahabat. Aku sayang kamu karena kamu wanita yang begitu mengerti aku"</em> katamu pelan namun meyakinkanku.<br /><p style="text-align:justify;">Arrgghh, tahukah kamu? Malam itu aku begitu terkejut mendengar pengakuanmu itu. Aku tidak menyangka kamu yang pendiam dan terlihat cuek menyimpan rasa yang dalam padaku. Sebenarnya aku sudah lama menunggumu, menunggu kau ucapkan kalimat pamungkas itu dan malam itu akhirnya kamu pun mengungkapkannya. Aku terharu, aku senang, aku bahagia.</p>Ingatkah kamu? Setelah mengatakan perasaanmu itu kamu pernah menunjuk satu bintang dan berbisik mesra ditelingaku "<em>bintang itu adalah aku, pandangilah ia jika suatu hari aku tak ada disampingmu".</em><em></em><br /><p style="text-align:justify;">Tapi malam ini tidak ada kamu disini. Aku sendiri. Sudah berbulan-bulan aku tidak menerima kabar darimu sejak kepergianmu itu.</p>Sudah berbulan-bulan aku hanya bisa memandangi langit sendiri, sendiri tanpa adanya kamu disisiku. Bercerita tentang rasi bintang.<br /><p style="text-align:justify;">Inilah aku tanpamu, rapuh - sepi dan selalu ingin menyendiri.</p>Aku tidak mau ada sosok lain yang menggantimu untuk menemaniku menikmati indahnya langit malam. Menikmati ramainya malam yang bertabur bintang.<br /><p style="text-align:justify;">Inilah aku tanpamu, gelap bagai malam tanpa bintang.</p>Bintangku hanya satu, bintang yang bersinar terang yang sedang ku pandangi sekarang. Sambil berucap lirih <em>"Bintangku, kembalilah padaku".</em><br /><p style="text-align:center;">********</p>344 kata untuk hari ini :)Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-44391258355190895642012-01-18T21:32:00.000-08:002012-02-16T20:38:30.862-08:00Aku Benci Kamu Hari Ini<p style="text-align:justify;">Aku meninggalkan Dino begitu saja tanpa harus mendengarkan penjelasan darinya, mungkin tidak untuk saat ini. Hatiku hancur, sakit, sedih bercampur aduk mengetahui dia bermain dibelakangku. Aku tidak tahu siapa wanita yang mengirimkannya <a href="http://mylilworld.wordpress.com/2012/01/18/sepucuk-surat-bukan-dariku-2/"> sepucuk surat bersampul pink</a> itu dan aku juga tidak tahu sejak kapan mereka melakukannya. Yang jelas sore ini aku begitu terkejut dibuatnya, sangat terkejut malah. Betapa tidak, hari ini adalah hari jadian kami - yang kedua - terpaksa harus mendapati dia bersurat-suratan degan orang lain.</p>Padahal jam makan siang tadi aku sudah menelfon<em> cafe</em> langganan kami, mereservasi tempat untuk <em>special date</em>ku bersama Dino malam ini. Tempat ini merupakan salah satu tempat <em>fave</em> kami untuk<em> spend quality time</em> bersama. Bicara banyak hal dari hati ke hati, bercerita tentang hari-hari yang kami lewati, bercerita tentang rencana kami dua tahun lagi dan banyak lagi hal menarik yang rasanya tidak pernah habis untuk dibahas satu persatu.<br /><p style="text-align:justify;">Aku sudah berada di lobby kantor Dino, dari kejauhan aku masih bisa mendengar teriakannya memanggilku. Memanggilku untuk berhenti dan mendengarkan penjelasannya, hingga seisi kantornya menoleh kepadaku dan mungkin bertanya kenapa aku terburu-buru seperti ini, tidak biasanya aku keluar dari kantor Dino sendiri karena kami akan selalu keluar bersama, Dino dengan mesra menggamit tanganku dan memanjakanku bak ratu hingga membuat teman-temannya selalu bersorak sorai memandangi kami. Ah, sungguh Dino itu sebenarnya romantis.</p>Aku begitu marah, aku cemburu, aku tidak suka dibohongi seperti ini. Kurasakan mukaku semakin panas dan sepertinya kelopak mataku terasa berat tapi aku menahannya, aku tidak mau menangis di hapadan mereka - di depan teman-teman kantor Dino. Kukayuh langkah semakin cepat untuk sampai di parkiran, membuka pintu mobil melemparkan tas ke jok belakang dan menutup pintu mobil dengan keras.<br /><p style="text-align:justify;">Air mata itu tidak bisa dibendung lagi, keluar mengalir begitu saja dan aku pun membiarkannya. Biarlah aku menangis biar sesak di dada ini hilang, aku tidak mau menyetir dengan keadaan emosi seperti ini. Setelah ku rasakan emosi sedikit mereda aku pun berniat untuk segera meninggalkan tempat ini. Ku ambil tas untuk mencari kunci mobil dan juga BB, "AKU BENCI KAMU HARI INI" satu kalimat yang semuanya ku tulis dengan huruf kapital menjadi statusku sore ini.</p>Berlalu meninggalkan areal parkiran kantor Dino, pergi tanpa tujuan akan kemana nantinya kukemudikan mobil biruku ini.<br /><p style="text-align:center;">******</p>another galau 363 kata :)Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-91685868317551230302012-01-17T20:50:00.000-08:002012-02-16T20:38:52.192-08:00Sepucuk Surat (bukan) Dariku<p style="text-align:justify;">Dari jauh aku melihatnya, duduk di ruang kerjanya sambil membaca sebuah buku dan sesekali tersenyum, tidak bukan tersenyum biasa - sepertinya ada sesuatu yang sangat spesial dari buku tersebut. Perlahan aku mendekatinya, ditanganku ada puding kesukaannya, pagi tadi aku menyempatkan diri membuat puding sebelum berangkat kerja. Pagi ini aku bangun lebih awal, tiba-tiba saja ingin membuat puding dan memberikannya ke Dino selepas jam kerja.</p>Tidak seperti biasa juga aku mampir ke kantor Dino tanpa memberi tahunya terlebih dahulu, telfon, SMS ataupun BBM kali ini aku ingin memberikannya kejutan kecil. Hari ini hari jadian kami, dua tahun. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dan sejauh ini kami masih menikmati hari-hari dengan status seperti ini. Sejak pagi tadi aku memang sengaja untuk me-<em>nonaktif</em>-kan HP, memang tidak seperti biasanya aku melakukan ini. Mungkin sudah banyak pesan dari Dino, tidak seperti biasanya kan aku menghilang seperti ini. Lagian hari ini emang aku nggak mau diganggu, cukup sudah setumpuk laporan yang menggangguku sejak kemarin. Mungkin dengan me-<em>nonaktif</em>-kan HP aku bisa lebih serius dan cepat menyelesaikan laporan tersebut.<br /><p style="text-align:justify;">Lima langkah lagi aku akan sampai di meja kerjanya. Dan akan segera ku berikan kejutan kecil ini.</p><em>“Heiii Dear, apa kabar sore ini? Kangen kamuuuuuu, Bulat”</em> teriakku dari kejauhan, tidak sanggup lagi untuk segera menyapanya.<br /><p style="text-align:justify;">Dino terlihat gugup sambil menjawab <em>“b..ba..baik, kamu kemana aja sih Honey dari tadi aku mencarimu, cemas tauuk! Tak satupun SMS yang dibalas, pending. BBM juga. Ditelpon tapi yang ada si Fero yang berbicara. Aku bukan mau ngomong ama operator, Cintaaahh!”</em> gerutunya. Lihat kan, dia ternyata memang mencariku.</p>Tangannya sambil sibuk membereskan <em>‘buku’</em> yang tadi dibacanya, yang membuatnya senyum-senyum sendiri.<br /><p style="text-align:justify;"><em>“Iyah, maaf Dear, Cintaku, Bulatku, aku padamu deh. Cuma iseng dan ingin menjauh dari hiruk-pikuk dunia, untuk sesaat saja, Sayang. Lihat aku sekarang sudah di depanmu lagi kan? Aku disini untukmu, Sayang”</em> jawabku sekenanya.</p><em>“Nih, sebagai gantinya karena udah buat kamu panik seharian, aku bawain puding buatanku, spesial buat kamu seorang, dibuat dengan resep cinta dan keringat kasih sayang”</em> sambil menyodorkan puding yang sudah ku siapkan sejak pagi tadi.<br /><p style="text-align:justify;"><em>“Oh ya, sekalian. Happy anniversary ya Bulatku. Makasih untuk 2 tahun yang indah ini”</em> kataku manja padanya.</p>Sepertinya dia lupa akan hari spesial ini, tapi langsung dijawabnya <em>“Sama-sama Honey, makasih juga untuk 2 tahun ini”</em> tangannya masih sambil merapikan meja yang sebenarnya sudah rapi. Menyusun buku yang tadi dibacanya. Membuatku semakin penasaran ingin segera tahu apa sebenarnya yang membuatnya salah tingkah seperti ini.<br /><p style="text-align:justify;">Ku coba untuk meraih buku tersebut tapi Dino terus menghalangiku, mencoba mengalihkan perhatianku dengan mengambil puding yang sudah ku bawa <em>“aku mau disuapin pudingnya dunk”</em> rengeknya manja. Aku cuma menyodorkannya, dan haaaapp tanpa sengaja buku itu jatuh, ada amplop merah muda di dalamnya. Semakin penasaran aku pun merebutnya dan membaca siapa si Pengirim surat itu. Hatiku hancur, surat itu <strong>bukan</strong> dariku.</p>Sekarang, bukan dia yang terkejut melainkan aku. Pantas saja beberapa hari belakangan gelagat dia tidak seperti biasanya, semalam pun dia tidak mengucapkan selamat hari jadi padahal dia selalu mengingatnya bahkan tiap ulang bulan pun dia selalu yang terlebih dahulu mengucapkannya.<br /><p style="text-align:center;">*****</p>500 kata niih :DDiah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-80718770495371691842012-01-17T02:07:00.000-08:002012-02-16T20:39:15.870-08:00Ada Dia di Matamu<p style="text-align:justify;">Pagi ini tak seperti biasanya, ada sesuatu yang membuatku teringat lagi kepadamu. Iyah, kamu yang dulu pernah mengisi hariku, pernah membuatku tersenyum dan merasa nyaman berada di dekatmu.</p>Pagi ini tak seperti biasanya kembali lagi aku ingin tahu tentang keberadaanmu, eksistensimu dan entah apalah itu namanya yang jelas aku ingin melihatmu tanpa harus mengatakan kepadamu jika aku mencarimu dan tanpa harus berkata aku merindukanmu.<br /><p style="text-align:justify;">Jangan tanya kenapa aku selalu mengingatmu walau aku selalu berusaha untuk melupakanmu tapi bayanganmu masih terus seperti mengikutiku, dekat dan seperti nyata. Jangan pernah menanyakan hal itu ya karena aku sendiri tidak punya jawabannya itu semua mungkin rahasia Sang Pemilik Dunia ini.</p>Pagi ini bayangan pertama kali bertemu kamu kembali muncul dihadapanku, tanpa ku undang dan tanpa bisa kuusir pergi.<em> “Ya sudah, mungkin ini yang terakhir kali”</em> batinku. Teringat kembali saat bercanda dengan kamu disudut ruang sekolah itu. Senyummu, juga celotehanmu. Sesekali manja dan merengek padamu yang selalu kau sambut lembut, Rasanya baru kemarin masa-masa itu. Tidak, aku salah. Tiga, lima, tujuh eh sudah sepuluh tahun berlalu rupanya. Waktu benar-benar cepat berlalu ya?<br /><p style="text-align:justify;">Ah ya aku ingat, semalam rupanya kamu hadir dimimpiku. Bertanya padaku <em>“apa kabar?”</em> yang dengan santai ku jawab <em>“baik”</em> kemudian hening dan bayanganmu berlalu, pergi, menghilang sama dengan dirimu yang tak kunjung kembali lagi. Tak pernah sekalipun kembali menemuiku untuk menyelesaikan pembicaraan kita yang gantung waktu itu. Tahukah kamu, aku masih menunggumu tapi sepertinya sudah tidak ada kesempatan lagi buatku.</p><br /><p style="text-align:justify;">Dua bulan yang lalu aku bertemu Ibu dan juga Adik kamu, tahu gak aku tanya apa ke mereka? Bertanya tentang kamu, iyah aku sok tegar tanya tentang kamu dihadapan mereka. Mereka hanya menjawab singkat<em> “baik”</em>. Dan kami ngobrol sejenak, mengalihkan pembicaraan tentang kamu.</p>Tak seharusnya pagi ini kulewati dengan membuka <em>page</em> jejaring sosial kamu, tak seharusnya aku mencari tahu tentang kamu lagi. Ini karena semalam kamu hadir lagi dimimpiki. Tapi biarlah kali ini izinanku melihat <em>page</em>mu lagi ya, ini kulakukan demi tahu tentang kamu, tentang kamu yang ternyata memang sudah bersama dengan yang lain. Tidak, bukan baru kali ini sebenarnya aku membuka pagemu, tiap rindu menghampiri aku selalu memandangi gambarmu yang tanpa ada dia disampingmu tentunya. Berharap dalam waktu dekat bisa bertemu kamu dan mengungkapkan rasa rindu yang dalam ini. Tapi hari ini di page kamu itu aku melihat dia dengan keluarga kamu, artinya kamu emang sudah megenalkannya pada mereka, sudah saatnya aku benar-benar pergi.<br /><p style="text-align:justify;">Tidak ada tempat lagi buatku, bayangan dia dimatamu itu jelas jika kamu memilih dia. Jelas sudah kenapa kamu tidak pernah kembali dan menyelesaikan obrolan gantung kita itu. Ada dia di matamu. Tidak bisa lagi ku bercermin dan bermanja di depanmu. Dan aku pun harus kuat melangkah dan berlari pergi darimu.</p><br /><p style="text-align:center;">******</p><em>442 kata :D</em>Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7725324240982560265.post-81047108759224369972012-01-16T00:54:00.000-08:002012-02-16T01:09:11.454-08:00Tentang Ruang Katakuu<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Hello World...</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br /></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Saya lagi, saya lagi. Lagi lagi saya disini.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sedang kecanduan untuk menulis, tepatnya belajar menulis flash fiction. Semoga dengan adanya blog ini membuat saya semakin cinta menulis. Semakin semangat dalam merangkai kata, tetap semangat untuk belajar menghasilkan rangkaian kata yang indah. </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br /></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Wish me luck^^</div>Diah Alsahttp://www.blogger.com/profile/15591331853770771888noreply@blogger.com0